Desa Ngijo terdiri dari 8 Dusun yaitu Dusun Kagrengan, Dusun Kedawung, Dusun Ngijo Krajan, Dusun Ngepeh, Dusun Takeran, Dusun Kendalsari, Dusun Leses dan Dusun GPA. Mayoritas penduduk Desa Ngijo adalah suku jawa dan beragama islam. Adapun asal mula dan sejarah penamaan Desa Ngijo beserta nama-nama Dusunnya sampai saat ini belum diketahui dan masih dalam tahap penelusuran oleh tim KIM Indigo.

Berdasarkan penelusuran tim KIM Indigo kepada para sesepuh Desa, sejarah pemerintahan Desa Ngijo yang terekam hanya terbatas sampai tahun 1820. Pemerintahan sebelum tahun 1820 dipimpin oleh Kepala Desa Bapak Imam Sujono, sedangkan sebelum pemerintahan Bapak Imam Sujono belum diketahui sejarahnya. Kini Desa Ngijo Dibawah Kepemimpinan kepala desa Bapak Mahdi Maulana periode 2011 sampai dengan sekarang. 

Secara geografis Desa Ngijo terletak pada posisi 7°20'-7°31' Lintang Selatan dan 109°08'-110°10' Bujur Timur. Topografi ketinggian desa ini adalah berupa daratan sedang yaitu sekitar 525 m di atas permukaan air laut. Secara administratif, Desa Ngijo terletak di wilayah Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang dengan posisi dibatasi oleh wilayah desa-desa tetangga.
Desa Ngijo memiliki wilayah seluas 310,045 Ha. Luas lahan yang ada terbagi ke dalam beberapa peruntukan, seperti untuk fasilitas umum, pemukiman, pertanian, perkebunan, kegiatan ekonomi dan lain-lain. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:
1.    Pemukiman sejumlah 58,6 Ha
2.    Pertanian sejumlah 148,1 Ha
3.    Ladang tegalan dan perkebunan sejumlah 2 Ha
4.    Fasilitas umum: Perkantoran 7,2 Ha; sekolah 1,3Ha; olahraga 0,8 Ha; dan pemakaman umum 2,5 Ha.

Wilayah Desa Ngijo secara umum mempunyai ciri geologis berupa lahan tanah hitam yang sangat cocok sebagai lahan pertanian dan perkebunan. Prosentase kesuburan tanah Desa Ngijo terpetakan sebagai berikut:
a.   Sangat subur 140,9 Ha
b.   Subur 3 Ha
c.    Sedang 8,1Ha

Hal ini memungkinkan tanaman padi dapat panen dengan hasil 13 Ton/Ha. Tanaman jenis palawija dan yang lainnya juga cocok ditanam di sini. Berdasarkan data yang ada tanaman palawija seperti kedelai, kacang tanah, kacang panjang, jagung, dan ubi kayu, ubi jalar, serta tanaman buah seperti mangga, pepaya, melon dan pisang juga mampu menjadi sumber pemasukan (income) yang cukup handal bagi penduduk desa. Jenis tanah hitam/coklat kemerahan Desa Ngijo  ini bagus sebagai lahan pemukiman dan jalan, karena cenderung stabil. Pembangunan di bidang ekonomi, sosial maupun lingkungan Desa Ngijo mengalami peningkatan yang pesat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Administrasi Pemerintahan Desa tahun 2011-2012, jumlah penduduk Desa Ngijo adalah 15,510 jiwa, dengan rincian 7752 laki-laki dan 7758  perempuan. Jumlah penduduk demikian ini tergabung dalam 4511 KK.

Secara umum mata pencaharian warga masyarakat Desa Ngijo dapat teridentifikasi ke dalam beberap sektor yaitu pertanian, jasa/perdagangan, industri dan lain-lain. Berdasarkan data yang ada, masyarakat yang bekerja di sektor pertanian berjumlah 1.114 orang, yang bekerja disektor jasa berjumlah 300 orang, yang bekerja di sektor industri 125 orang, dan bekerja di sektor lain-lain 2.125 orang. Dengan demikian jumlah penduduk yang mempunyai mata pencaharian berjumlah 3.664 orang. Berikut ini adalah tabel jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian.

Walaupun pola kepemimpinan ada di Kepala Desa namun mekanisme pengambilan keputusan selalu ada pelibatan masyarakat baik lewat lembaga resmi desa seperti Badan Perwakilan Desa maupun lewat masyarakat langsung. Dengan demikian terlihat bahwa pola kepemimpinan di Wilayah Desa Ngijo mengedepankan pola kepemimpinan yang demokratis.
Berdasarkan deskripsi beberapa fakta di atas, dapat dipahami bahwa Desa Ngijo  mempunyai dinamika politik lokal yang bagus. Hal ini terlihat baik dari segi pola kepemimpinan, mekanisme pemilihan kepemimpinan, sampai dengan partisipasi masyarakat dalam menerapkan sistem politik demokratis ke dalam kehidupan politik lokal. Tetapi terhadap minat politik daerah dan nasional terlihat masih kurang antusias.
Berkaitan dengan letaknya yang berada diperbatasan Kota Malang dan Kota Batu suasana budaya masyarakat Jawa sudah mulai seperti masyarakat perkotaan namun suasana pedesaan juga masih terasa di Desa Ngijo Dalam hal kegiatan agama Islam misalnya, suasananya sangat dipengaruhi oleh aspek budaya dan sosial Jawa. Hal ini tergambar dari dipakainya kalender Jawa/ Islam, masih adanya budaya nyadran, slametan, tahlilan, mithoni, dan lainnya, yang semuanya merefleksikan sisi-sisi akulturasi budaya Islam dan Jawa.

Dalam catatan sejarah, selama ini belum pernah terjadi bencana alam dan sosial yang cukup berarti di Desa Ngijo Isu-isu terkait tema ini, seperti kemiskinan dan bencana alam, tidak sampai pada titik kronis yang membahayakan masyarakat dan sosial.

Usaha kecil seperti toko pracangan, pedagang pasar, dll masih banyak yang kurang berkembang akibat keterbatasan dana/modal. Tambahan modal sangat diperlukan bagi perkembangan usaha kecil mereka agar bisa mengelola kegiatan usahanya secara lebih maksimal dan mampu memenuhi kebutuhan keluarga secara layak. Demikian pula bagi usaha produktif seperti pemilik kolam ikan, peternak, dan usaha produktif lainnya juga terkendala dalam hal modal, sekaligus juga kemampuan pengelolaan usaha yang terbatas sehingga membutuhkan pembinaan dan pelatihan managerial yang intensif dari dinas-dinas terkait.
Desa Ngijo  yang memiliki area persawahan yang sangat luas memiliki potensi SDM petani yang cukup handal. Namun demikian kondisi ekonomi yang menghimpit serta penetapan harga gabah/padi maupun hasil bumi lainnya yang sangat fluktuatif, dimana disaat mereka harus bercocok tanam harga pupuk mahal, tetapi disaat panen hasil tanam mereka dibeli dengan harga yang sangat rendah. Hal tersebut menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi petani. Untuk itu koordinasi berbagai pihak terkait untuk dapat tercegahnya spekulasi harga para tengkulak serta kestabilan kondisi bisa terus terjaga sehingga petani bisa menikmati hasil jerih payah mereka secara adil. 

Keberadaan Rukun Tetangga (RT) sebagai bagian dari satuan wilayah pemerintahan Desa Ngijo memiliki fungsi yang sangat berarti terhadap pelayanan kepentingan masyarakat wilayah tersebut, terutama terkait hubungannya dengan pemerintahan pada level di atasnya. Dari sejumlah Rukun Tetangga inilah sebuah Padukuhan (Rukun Warga/RW) terbentuk. Wilayah Desa Ngijo terbagi di dalam 15 Rukun Warga (RW) yang tergabung di dalam 8 Dusun dan posisi Kasun (Kepala Dusun) menjadi sangat strategis seiring banyaknya limpahan tugas Desa kepada Kasun.